Pages

Subscribe:

Senin, 03 September 2012

Pengertian Desain Grafis


Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin. Dalam disain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan. disain grafis diterapkan dalam disain komunikasi dan fine art. Seperti jenis disain lainnya, disain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan (rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (disain).
Seni disain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak....

Daftar isi

Batasan Media

Desain grafis pada awalnya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur. Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik, yang sering kali disebut sebagai desain interaktif atau desain multimedia.
Batas dimensi pun telah berubah seiring perkembangan pemikiran tentang desain. Desain grafis bisa diterapkan menjadi sebuah desain lingkungan yang mencakup pengolahan ruang.

Prinsip dan unsur desain

Unsur dalam desain grafis sama seperti unsur dasar dalam disiplin desain lainnya. Unsur-unsur tersebut (termasuk shape, bentuk (form), tekstur, garis, ruang, dan warna) membentuk prinsip-prinsip dasar desain visual. Prinsip-prinsip tersebut, seperti keseimbangan (balance), ritme (rhythm), tekanan (emphasis), proporsi ("proportion") dan kesatuan (unity), kemudian membentuk aspek struktural komposisi yang lebih luas.

Peralatan desain grafis

Peralatan yang digunakan oleh desainer grafis adalah ide, akal, mata, tangan, alat gambar tangan, dan komputer. Sebuah konsep atau ide biasanya tidak dianggap sebagai sebuah desain sebelum direalisasikan atau dinyatakan dalam bentuk visual.
Pada pertengahan 1980, kedatangan desktop publishing serta pengenalan sejumlah aplikasi perangkat lunak grafis memperkenalkan satu generasi desainer pada manipulasi image dengan komputer dan penciptaan image 3D yang sebelumnya adalah merupakan kerja yang susah payah. Desain grafis dengan komputer memungkinkan perancang untuk melihat hasil dari tata letak atau perubahan tipografi dengan seketika tanpa menggunakan tinta atau pena, atau untuk mensimulasikan efek dari media tradisional tanpa perlu menuntut banyak ruang.
Seorang perancang grafis menggunakan sketsa untuk mengeksplorasi ide-ide yang kompleks secara cepat, dan selanjutnya ia memiliki kebebasan untuk memilih alat untuk menyelesaikannya, dengan tangan atau komputer.

Daftar Software Desain Grafis

Ada beberapa software yang digunakan dalam desain grafis:

Desktop publishing

Webdesign

Audiovisual

Rendering 3 Dimensi

Rabu, 30 Mei 2012

Pengenalan 3D max

1. Pengenalan 3ds max
Sekilas 3ds max <<
Discreet 3DS Max merupakan software dimensi tiga yang dapat membuat objek dimensi tiga tampak realistis. Keunggulan yang dimiliki adalah kemampuannya dalam hal modeling dan animasi, yaitu memodifikasi dan memperindah tampilan visual.
Penggunaan 3dsmax saat ini :
Arsitektur
3ds max merupakan program "penting" selain beberapa program 3 dimensi lainnya. Digunakan sebagai sarana presentasi sebuah desain arsitektural ( Eksterior, Interior, Furnitur )
Modelling
Merupakan program yang mudah dan cukup populer dalam pembuatan objek - objek rumit.
Animasi
Pembuatan animasi sebagai bahasan tingkat lanjut dari 3dsmax. Digunakan pada pembuatan produksi animasi.
Interface <<
interface max 7.gif
Bagian penting 3ds max <<
  • Menu Bar : berisi semua fasilitas 3dsmax
  • Toolbox : berisi peralatan yang mudah dikenali
  • Command Panel : tool utama sebagai pembentuk objek, editing, dan fungsi lain
  • View port : bidang kerja 3dsmax. Didalam bidang kerja terdapat grid dan UCS ( User Coordinate System )icon. UCS merupakan simbul koordinat 3 dimensional ( sumbu x, y, z )
  • Time Line : digunakan pada animasi. Angka yang ditampilkan menunjukkan frame
  • Stasus Bar : status operasi
  • Navigasi : alat bantu dalam melihat objek
2. Modelling dan editing
Modelling <<
Adalah istilah umum yang digunakan dalam membuat sebuah objek / rancangan secara 3 dimensional. Untuk mengenal modeling 3dimensi, perlu dipahami dulu pemodelan secara 2dimensi. Dalam membuat objek apapun selalu dimulai pada tab "create" ( tab 1 ) di bagian COMMAND PANEL
Modelling 2 dimensi <<
shape 3dsmax.gifAlat yang digunakan terdapat pada sub tab ke-2 ( Shape ). Selanjutnya klik pada tombol - tombol di bawahnya untuk membuat objek.
Latihan :
  1. membuat objek garis lurus / lengkung, bersambung, menutup
  2. membuat objek standar ( kotak, lingkaran, arc )
Bantuan : Gunakan tombol - tombol navigasi, untuk berpindah bidang pandangan ( view ), maupun bidang kerja ( viewport ).
navigasi 3dsmax.gif
Pada bagian atas :
  • Zoom window : memperbesar/memperkecil tampilan dengan mendrag
  • Zoom All : hampir sama dengan Zoom Window
  • Zoom Extend : memperbesar layar penuh pada viewport terpilih
  • Zoom Extend All : memperbesar layar penuh pada semua viewport
Pada bagian bawah :
  • Zoom Region : memperbesar dgn mengkotak view
  • Pan : menggeser bidang kerja
  • Orbit : memutar posisi pandang ( secara 3 dimensional - digunakan pada perspektif viewport )
  • Toggle min-max : mengganti tampilan menjadi 1 viewport
Untuk mengedit objek hasil pembuatan, setelah membuat objek pada viewport, lihat bagian di bawah tombol - tombol pembuat objek. Akan muncul parameter dari objek terakhir yang dibuat. Area ini dsebut sebagai parameter rollout, karena dapat di geser ( di roll bilamana monitor kurang menampilkan semua parameter ).
Untuk mengedit objek hasil pembuatan yang sudah dilakukan, digunakan Modify Tab ( tab ke 2 pada COMMAND PANEL )
modify corel.gif
Setelah memilih objek yang akan diedit, klik pada tab modify. Akan muncul rollout properti dari objek terpilih.
Bantuan : Gunakan tombol - tombol seleksi untuk memilih objek.
selection 3dsmax.gif
  • Tombol seleksi : Klik untuk memilih objek secara langsung
  • Select by name : Klik untuk menampilkan jendela pemilihan berdasarkan nama objek
  • Region selection : Klik dan tahan untuk memunculkan tombol pemilihan dengan modus kotak, bundar,dll
  • Window/crossing : Klik untuk menghidup-mati kan modus " terpotong/didalam" seleksi.
Dibawah bagian paling bawah command panel akan terdapat parameter rollout seperti pada langkah sebelumnya.

Transform tool <<
Adalah satu paket peralatan yang digunakan dalam mengubah posisi objek Ada 3 tool :
transform.gif Select and Move
Memindahakan objek. Caranya dangan memilih objek, kemudian dekatkan kursor ke sumbu UCS sehingga warnanya berubah menjadai kuning. Kemudian geser searah / berlawanan arah panah sumbu UCS Select and Rotate Memutar objek. Caranya dengan memilih objek kemudian dekatkan kursor ke sumbu putar UCS. Geser mengikuti petunjuk UCS Select and Scale
Membuat objek menjadi lebih besar atau lebih kecil Sebagai bantuan dalam men-transform objek, gunakan tombol [F12], atau klik kanan pada icon toolbar transform.
 
Line / Spline <<
 
modifier shape.gifUntuk objek line dan spline terdapat 3 sub objek penting yang dapat diolah: Vertex : Titik objek, klik untuk memilih titik - titik pembentuk line
Segment : Segmentasi, klik untuk memilih garis pembentuk line
Spline : Spesial line, klik untuk memilih satu kesatuan line.
Setelah memilih sub objek, sub objek akan menyala, dan bagian objek siap dipilih untuk di modifikasi.

Rabu, 04 April 2012

Nirmana

Nirmana adalah pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual seperti titik, garis, warna, ruang dan tekstur menjadi satu kesatuan yang harmonis. Nirmana dapat juga diartikan sebagai hasil angan-angan dalam bentuk dwimatra, trimatra yang harus mempunyai nilai keindahan. Nirmana disebut juga ilmu tatarupa. Elemen –elemen seni rupa dapat dikelompokan menjadi 4 bagian berdasarkan bentuknya.
  1. Titik, titik adalah suatu bentuk kecil yang tidak mempunyai dimensi. Raut titik yang paling umum adalah bundaran sederhana, mampat, tak bersudut dan tanpa arah.
  2. Garis, garis adalah suatu hasil goresan nyata dan batas limit suatu benda, ruang, rangkaian masa dan warna.
  3. Bidang, bidang adalah suatu bentuk pipih tanpa ketebalan, mempunyai dimensi pajang, lebar dan luas; mempunyai kedudukan, arah dan dibatasi oleh garis.
  4. Gempal, gempal adalah bentuk bidang yang mempunyai dimensi ketebalan dan kedalaman.
Penyusunan merupakan suatu proses pengaturan atau disebut juga komposisi dari bentuk-bentuk menjadi satu susunan yang baik. Ada beberapa aturan yang perlu digunakan untuk menyusun bentuk-bentuk tersebut. Walaupun penerapan prinsip-prinsip penyusunan tidak bersifat mutlak, namun karya seni yang tercipta harus layak disebut karya yang baik. Perlu diketahui bahwa prinsip-prinsip ini bersifat subyektif terhadap penciptanya.
Dalam ilmu desain grafis, selain prinsip-prinsip diatas ada beberapa prinsip utama untuk tujuan komunikasi dari sebuah karya desain.
Ruang Kosong (White Space)
Ruang kosong dimaksudkan agar karya tidak terlalu padat dalam penempatannya pada sebuah bidang dan menjadikan sebuah obyek menjadi dominan.
Kejelasan (Clarity)
Kejelasan atau clarity mempengaruhi penafsiran penonton akan sebuah karya. Bagaimana sebuah karya tersebut dapat mudah dimengerti dan tidak menimbulkan ambigu/ makna ganda.
Kesederhanaan (Simplicity)
Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yang tidak lebih dan tidak kurang. Kesederhanaan seing juga diartikan tepat dan tidak berlebihan. Pencapaian kesederhanaan mendorong penikmat untuk menatap lama dan tidak merasa jenuh.
Emphasis (Point of Interest)
Emphasis atau disebut juga pusat perhatian, merupakan pengembangan dominasi yang bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai artistic.

Perbedaan RGB dengan CMYK

RGB (Red Green Blue)
Atau Warna Additif, warna ini biasanya digunakan oleh monitor computer/TV. Warna yang dihasilkan berasal dari kombinasi 3 warna tersebut dan masing-masing memiliki nilai 8 bit merah, 8 bit hijau dan 8 bit untuk biru.
Alat/media yang menggabungkan pancaran cahaya untuk menciptakan sensasi warna menggunakan sistem warna additif. Televisi adalah yang paling umum. Warna primer additif adalah merah, hijau dan biru. Campuran warna cahaya merah dan hijau, menghasilkan nuansa warna kuning atau orange. Campuran hijau dan biru menghasilkan nuansa cyan, sedangkan campuran merah dan biru menhasilkan nuansa ungu dan magenta.
Campuran dengan proporsi seimbang dari warna additif primer menghasilkan nuansa warna kelabu; jika ketiga warna ini disaturasikan penuh, maka hasilnya adalah warna putih. Ruang warna/model warna yang dihasilkan disebut dengan RGB (red, green, blue).

CMYK ( Cyan Magenta Yellow Black )
Atau warna Primer Subtraktif, warna ini dikenal sebagai warna Separasi /four color separation yang digunakan untuk print, dimana warna-warna tersebut biasa digunakan untuk keperluan cetak pada berbagai media keras seperti untuk pembuatan Brosur, Buku, Majalah, Cover CD, Print T-Shirt dll.
Media yang menggunakan pantulan cahaya untuk untuk meghasilkan warna memakai metode campuran warna subtraktif. Dalam industri percetakan, untuk menghasilkan warna bervariasi, diterapkan pemakaian warna primer subtraktif: magenta, kuning dan cyan dalam ukuran yang bermacam-macam.
Campuran kuning dan cyan menghasilkan nuansa warna hijau; campuran kuning dengan magenta menghasilkan nuansa warna merah, sedangkan campuran magenta dengan cyan menhasilkan nuansa biru. Dalam teori, campuran tiga pigmen ini dalam ukuran yang seimbang akan menghasilkan nuansa warna kelabu, dan akan menjadi hitam jika ketiganya disaturasikan secara penuh, tetapi dalam praktek hasilnya cenderung menjadi warna kotor kecoklatan.
Oleh karena itu, seringkali dipakai warna keempat, yaitu hitam, sebagai tambahan dari cyan, magenta dan kuning. Ruang warna yang dihasilkan lantas disebut dengan CMYK (Cyan, Magenta, Yellow, Black). Hitam disebut dengan “K” (key) dari istilah “key plate” dalam percetakan (plat cetak yang menciptakan detail artistik pada gambar, biasanya menggunakan warna tinta hitam).
*Supaya hasil yang kita lihat di monitor sama dengan hasil print maka harus di adjust dahulu monitornya misal dengan menggunakan adobe gama.

sumber: www.c-scorpions.co.cc

PERBEDAAN BMP, PNG, JPG/JPEG, dan GIF

BMP (BITMAP)

BMP adalah bitmap. terbentuk dr kumpulan garis/pixel.kualitas gambar tergantung pixel. jika gambar diperbesar akan pecah. produk olahan nyata alias bukan animasi.
Gambar bitmap atau yang sering juga disebut raster adalah gambar yang terdiri dari sekumpulan titik-titik (pixel) yang berdiri sendiri dan mempunyai warna sendiri pula yang membentuk sebuah gambar.
Gambar dengan tampilan 100% Gambar dengan tampilan 500% akan mempunyai perbedaan yakni biasanya kalau pada gambar yang berukuran 100%, maka gambar masih terlihat jernih. namun pada gambar yang dizoom sampai dengan 500% maka gambar akan tampk tidak tajam lagi dan terkesa membentuk kotak-kotak yang itu merupakan pixel.
Contoh software yang berbasis bitmap adalah Adobe Photoshop, Paint, CorelPhotoPaint, dan lain-lain.

PNG (Portable Network Graphics)

Tipe file PNG merupakan solusi kompresi yang powerfull dengan warna yang lebih banyak (24 bit RGB + alpha). Berbeda dengan JPG yang menggunakan teknik kompresi yang menghilangkan data, file PNG menggunakan kompresi yang tidak menghilangkan data (lossles compression). Kelebihan file PNG adalah adanya warna transparan dan alpha. Warna alpha memungkinkan sebuah gambar transparan, tetapi gambar tersebut masih dapat dilihat mata seperti samar-samar atau bening.

JPG/JPEG (Joint Photograph (Expert) Group)

File JPG menggunakan teknik kompresi yang menyebabkan kualitas gambar turun (lossy compression). Setiap kali menyimpan ke tipe JPG dari tipe lain, ukuran gambar biasanya mengecil, dan kualitasnya turun dan tidak dapat dikembalikan lagi. Ukuran file BMP dapat turun menjadi seper sepuluh setelah dikonversi menjadi JPG. Meskipun dengan penurunan kualitas gambar, pada gambar-gambar tertentu (misalnya pemandangan), penurunan kualitas gambar hampir tidak terlihat mata.
File JPG cocok digunakan untuk gambar yang memiliki banyak warna, misalnya foto wajah dan pemandangan dan tidak cocok digunakan untuk gambar yang hanya memiliki sedikit warna seperti kartun atau komik.


GIF (Graphic Interchange Format)
File GIF memungkinkan penambahan warna transparan dan dapat digunakan untuk membuat animasi sederhana, tetapi saat ini standar GIF hanya maksimal 256 warna saja. File ini menggunakan kompresi yang tidak menghilangkan data (lossles compression) tetapi penurunan jumlah warna menjadi 256 sering membuat gambar yang kaya warna seperti pemandangan menjadi tidak realistis.
File GIF cocok digunakan untuk gambar dengan jumlah warna sedikit (dibawah 256), gambar yang memerlukan perbedaan warna yang tegas seperti logo tanpa gradien, gambar animasi sederhana seperti banner-banner iklan, header, dan sebagainya.

Perbedaan Mendasar Gif, Png, Bitmap, dan Jpg

Gif informasi wananya cuma 256 warna atau 8bit per pixel, bandingin wama jpg yg bisa sampe 32 bit, hmmm kalo di itung bisa jutaan warna

GIF lebih baik untuk hasil yg kasar pada gradien line art, jadi bagus buat bikin logo atau gambar kecil lainnya yg cuma dikit pake warna, ini sangat disaranin kalo design pake warna yg dikit, lebih baik pake GIF.

PNG untuk bikin animasi gambar lainnya, mungkin kamu jg pertimbangin format yg ini, karena PNG jg bisa bikin animasi seperti GIF dan bit per pixel nya juga lebih besar dan berbasis 24bit warna RGB artinya gak terbatas 256 warna seperti GIF.

Bitmap itu format gambar yg dibuat Microsoft yang dipake buaat untuk merepresantasikan gambar dua dimensional yg tergantung dari fix atau ngganya resolusi gambar itu, yg bisa jadi itu sebuah type vector ato raster

JPG itu metode compresi format gambar yg banyak dipake untuk photo, karena informasi warnanya banyak, bit per pixelnya bisa sampe 32bit. makanya foto-foto orang banyak yg pake jpg untuk hasil kamera digitalnya.

sumber: www.c-scorpions.co.cc

5 Prinsip Desain Logo yang Efektif

Sebuah logo yang baik adalah logo yang memiliki ciri khas, tepat, praktis, sederhana dan dapat menyampaikan pesan yang dimaksudkan. Dalam merancang logo yang efektif, sebaiknya kita tidak melupakan beberapa prinsip perancangan.

1. Sederhana (Simple),
Logo yang sederhana memungkinkan untuk lebih mudah diingat dan digunakan secara serbaguna. Logo yang sederhana tersebut dapat dimunculkan secara unik tanpa harus digambarkan berlebihan.

2. Mudah Diingat (Memorable)
Prinsip berikutnya masih berhubungan dengan prinsip kesederhanaan, yaitu bahwa sebuah logo harus mudah diingat. Cara mewujudkannya kembali lagi pada poin bahwa logo tersebut harus sederhana dan tepat sasaran.

3. Kekal (Timeless)
Logo yang baik haruslah tak lekang oleh waktu (kekal atau abadi). Yang menjadi pertanyaan adalah “Apakah logo tersebut masih efektif dalam jangka waktu 10, 15, 20 tahun mendatang?”

4. Serbaguna (Versatile)
Logo yang baik haruslah dapa diaplikasikan dalam berbagai macam media. Biasanya logo dibuat dalam format vektor (bukan bitmap) dengan tujuan agar logo tersebut dapat disesuaikan ke dalam berbagai ukuran. Untuk melakukan pengecekan terhadap logo yang kita buat, kita bisa menanyakan beberapa hal ini ke diri kita masing-masing:
Apakah logo tersebut dapat dicetak dengan satu warna?
Apakah logo tersebut masih jelas ketika dicetak di media seukuran perangko?
Apakah logo tersebut dapat diaplikasikan pada media sebesar papan billboard?
Apakah logo tersebut dapat diterapkan pada bidang inverse (kebalikan)? misalkan warna background gelap.

Cara untuk mendapatkan logo yang serbaguna adalah membuat desain logo tersebut dengan warna hitam-putih saja. Hal ini akan membuat kita memusatkan perhatian hanya pada bentuk dan konsepnya saja, bukan bertumpu pada pengolahan warna.

5. Sesuai (Appropiate)
Prinsip terakhir dalam merancang logo adalah kesesuaian logo dengan tema yang dikerjakan. Ya, dengan kata lain yang dimaksud disini adalah kesesuaian karakter atau citra antara visual logo dengan konsep perusahaan.
Ada pula sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa sebuah logo perusahaan tidak harus selalu memiliki visual produk yang mereka jual.


sumber : all about grafis www.c-scorpions.co.cc

Sabtu, 18 Februari 2012

jenis huruf/font

jenis huruf/font

1. huruf tak berkait(sans serif)
a. tidak memiliki kait hanya batang dan tangkainya saja
b. ujungnya bisa tajam atau tumpul
c. sifatnya kurang formal,sederhana,akrab, tapi mudah dibaca
d. cocok untuk desain dilayar komputer(web,e-book,cd profil,desain untuk pertelevisian dan media elektronik)
contoh: arial,avant grade,switzerland,vaground dll




2. huruf berkait(serif)
a. memiliki kait pada ujungnya
b. sifatnya formal,elegant,mewah,anggun,intelektual
c. kurang bisa dibaca dibanding sans serif
d. cocok untuk desain media cetak seperti koran brosure dll
contoh: times roman,garamond,dwitan,tiffani dll

3. huruf tulis(scipt)
a. setiap hurufnya saling terkait seperti tulisan tangan
b. sifatnya anggun,tradisional,pribadi,informal
c. kurang mudah dibaca sehingga jangan dipakai terlalu banyak dan terlalu kecil
d. cocok untuk desain undangan pernikahan,ulang tahun dll
contoh: brush script,shelley,mystral,comic sans,lucida,handwriting dll
4. huruf dekoratif
a. setiap huruf dibuat secara detail,kompleks dan rumit
b. sifatnya mewah,bebas,anggun,tradisional
c. sangat sulih dibaca,hanya baik tampil 1 huruf saja,jangan tampil satu kata
d. cocok untuk aksen,hiasan,huruf pada awal alinea artikel,logo pernikahan,logo perusahaan
contoh: augsburger initial,english dll
5. huruf monospace
a. bentuknya bisa sama seperti huruf sans serif atau serif.tapi jarak dan ruang setiap hurufnya sama
b. sifatnya formal,sederhana,futuristik,kaku seperti mesin tik
c. mudah dibaca namun kurang rapidan efisien ruang jika tampil banyak
d. cocok untuk tampilan pengetikan code/bahasa program di komputer,logo grup musik alternatif atau grunge
contoh: courier,monotype,lucida consule dll
sumber : www.c-scorpions.co.cc

Senin, 06 Februari 2012

Tips Pembuatan Layout Majalah

1. HIRARKI.
Pembaca melihat – bukan membaca – sekilas apa berita yang
paling penting pada sebuah halaman. Jadi tetapkan dengan jelas apa yang menjadi jangkar (berita utama) di tiap halaman. Lalu aturlah sedemikian rupa sehingga memang berita itulah yang disimak pertama kali oleh pembaca, kemudian berita-berita lainya..
2. CIPTAKAN
titik Pusat Pengaruh Visual (Central Visual Impact/CVI). Lebih dari 80 persen pembaca meneluri halaman dengan mengikuti gambar-gambar dominan. Hal yang harus paling mencolok mata
adalah berita utama. Ini berlaku untuk setiap halaman – tidak hanyahalaman satu.
3. TERTATA.
Kebanyakan pembaca adalah orang yang sibuk. Karena itu informasi dalam sebuah halaman harus tertata rapi untuk menghindari kebingungan.
4. KONTRAS
Halaman yang berhasil selalu memiliki elemen vertikal dan horisontal. Juga memilik elemen yang dominan dan elemen sekunder. Juga selalu tersusun ada sebuah berita utama (lead), berita penting tapi bukan berita utama (dominant headline) dan beberapa berita head sekunder.
5. WARNA.
Warna harus digunakan untuk menginformsikan sesuatu, bukansekedar hiasan, atau
kosmetik halaman. Penggunaan warna yang paling tepat dan paling baik adalah pada foto dan grafik. Warna juga harus mempermudah pembaca. Penata wajah harus berdasar pada logika ketika menggunakan warna. Ingat untuk urusan warna, kita
benar-benar harus membatasi nafsu.
6. TIPOGRAFI.
Semakin banyak jenis huruf yang digunakan, membuat pembaca semakin erpecah konsentrasi membacanya. Harus dicari kecocokan antara apa isi berita danapa jenis huruf yang
harus digunakan.
7. BERI KEJUTAN.
Setiap hari  ingat setiap hari kita harus memberi kejutan kepada pembaca. Mungkin kejutan itu datang lewat foto, pilihan
berita utama, desain halaman, atau grafik. Pastikan bahwa pembaca setelah membaca merekomendasikan kepada orang lain untuk membacanya.
  Desain harus dapat menambah “daya kejut”.
Rahasianya: stimewakanlah salah satu dari unsur yang hendak kita bikin sebagai kejutan tadi.
8. LABRAK ATURAN.
Peraturan dibuat untuk dilabrak? Betul, tapi harus ada alasan yang benar!
Kalau aturan yang kita buat terus-menerus kita abaikan, konsistensi terpental keluar jendela.
Hasil desain kita jadinya seperti retuntuhan bangunan. Ini salah. Soalnya tak ada lagi “penanda”
yang menjadi pegangan pembaca. Tapi jangan juga terlalu patuh pada aturan karena itu pasti akan membuat pembaca bosan.
9. KONSISTEN.
Letakkan semua unsur halaman di tempat yang sama setiap hari. Jika di halaman ada
rubrik, ada kolom, ada tabel atau grafis dan boks, letakkan pada tempat yang sama setiap hari, sampai ada perubahan desain yang diputuskan kemudian. Dengan begitu, maka pembaca yang sibuk tidak makan waktu
banyak untuk mencari informasi itu sebelum membacanya.
10. NYAMAN DILIHAT.
Desain yang simpel, tapi dinamis dan nyaman dilihat adalah tujuan utama dari desain halaman. Ingat isi dari surat kabar ebih penting dariesainnya. Ingat jugabahwa desain itu hanya pengantar yang membawa tugasnya memikat pembaca lalu membawa pembaca ke isi berita.

Sabtu, 04 Februari 2012

Prinsip Dasar Desain dan Arti dari Setiap Warna.

PRINSIP DESIGN

1.Balance (keseimbangan)
a. simetris
b. asimetris
c. radial
2.Rhythm (irama) adalah pengulangan atau variasi dari komponen- komponen desain grafis yang berupa urutan gerakan, pola/pattern tertentu
a. normal
adalah pengulngan komponen grafis dengan jarak dan bentuk yang sama
b. flowing (mengalir)
adalah pengulangan bentuk seakan menciptakan kesan bergerak, dinamis dan mengalir
c. progresive (berproses)
adalah ada peralihan antara stepnya, sehingga menimbulkan kesan berproses sedikit demi sedikit atau di sebut dengan morphing
3.Skala & Proportion
* skala adalah perubahan ukuran/ size tanpa perubahan perbandingan ukuran panjang lebar atau tinggi
* proporsi adalah adanya perubahan perbandingan antara panjang lebar atau tinggi sehingga dengan perubahan proporsi terlihat distorsi
a. jauh/lepas
b. sedang
c. dekat/intim
4.Dominance (fokus)
a. hirarky
i. dominant adalah objek yang paling menonjol dan paling menarik
ii. sub-dominant adalah
objek yang mendukung penampilan objek dominan
iii. sub-ordinan adalah objek yang kurang menonjol, bahkan tertindih oleh objek dominan dan sub- dominan
b. contrast adalah penekanan karena ada perbedaan drastis/konflik pada komponen desain grafis.
5.Unity (kesatuan)
a. closure (kedekatan)
b. continuity
(keselarasan)
c. consitensy/similarity
d. aligment (perataan)


Arti dari setiap warna.


Menurut tingkatannya, warna dibagi menjadi primer (merah-biru-kuning), warna sekunder (hijau-ungu- ),danwarna tersier (semua warna diluar warna primer dan skunder)
Sekarang kita akan membahas mengenai arti dari warna primer dan sekunder, dan bagaimana penggunaannya dalam desain.
Warna merah
Warna ini melambangkan keadaan psikologi yang berhubungan dengan tenaga, dan mampu berefek pada makin cepatnya denyut nadi, menaikkan tekanan darah dan mempercepat pernafasan. Warna ini mempunyai pengaruh terhadap produktivitas, perjuangan, persaingan dan keberanian. Contoh-
contoh penggunaan warna merah dalam desain : Produk-produk ang berhubungan
dengan kesan sexy dan cinta (parfum,lipstik), desain-desain oriental, dan produk makanan.
Warna biru :
Warna ini melambangkan ketenangan dan kepercayaan, karena pada kehidupan, warna biru banyak dijumpai di langit dan lautan. Pemakaian warna biru yang terlalu berlebihan dapat menimbulkan kesan ‘dingin’ dan kaku. Contoh-contoh penggunaan warna biru dalam desain : Warna- warna dalam sistem
identitas bank (karena melambangkan kepercayaan dan profesionalitas, contohnya BCA), produk minuman, dan produk aromatheraphy.
Warna kuning :
Warna ini melambangkan sifat spontan yang eksentrik. Sifatnya : Toleran, Investigatif, Menonjol. Warna kuning yang terang, dapat menjadi penarik perhatian, oleh karena itu rambu-rambu lalu lintas banyak memakai warna kuning. Warna kuning tidak dapat menggambarkan stabilitas dan kepercayaan. Contoh-
contoh penggunaan warna kuning dalam desain : Produk mainan anak-anak, produk- produk fastfood, dan
pada rambu-rambu lalu- lintas.
Warna hijau :
Warna hijau merupakan warna kedua yang mempunyai efek menenangkan setelah
biru. Warna hijau mempunayi kesan harmonis, ketabahan, pembaharuan, dan juga
kepercayaan diri. Contoh-contoh pengggunaan warna hijau dalam desain:
Produk-produk yang berhubungan dengan alam dan relaksasi (teh, aromateraphy), dan
warna-warna dalam sistem identitas rumah sakit.
Warna orange :
Orange, kerabat dekat merah, memancarkan kehangatan dan energi. Secara mental dan fisik, orange dapat
merangsang nafsu makan, mendorong sosialisasi, dan merangsang kegiatan.
Contoh-contoh pengggunaan warna orange dalam desain: Banyak terdapat pada produk-produk makanan
(contoh : A&W), banyak dipakai sebagai pelengkap untuk warna lainnya.
Warna ungu :
Ungu sering dihubungkan dengan loyalitas dankemewahan. Selain itu, warna ungu juga banyak
dihubungkan dengan sihir, misteri, kebijaksanaan, dan kreativitas. Ungu merupakan warna yang
unik, tapi sedikit sekali produk yang cocok dengan warna ungu. Contoh-contoh pengggunaan warna ungu dalam desain: Produk-produk yang berhubungan dengan erotisme, produk-produk sulap atau sesuatu yang berhubungan dengan dunia mistis.
====================================================
Arti-arti warna diatas
merupakan arti secara
dasar, pada akhirnya
dalam mendesain, kita
perlu memperhitungkan
percampuran warna,
karena arti sebuah
warna dapat berubah
saat dicampur dengan
warna lainnya,

sumber: www.c-scorpions.co.cc

Kamis, 12 Januari 2012

Photoshop cs3 Tutorial

How to Create a Photo Manipulation of an Assassin with a Flaming Arrow in Photoshop 
Assassin with a Flaming Arrow Photoshop Tutorial

Step 1: Create a New Image

We will start by creating a new image file, go to the Menu bar and click File > New, and then input the following values on their respective fields:
  • Preset: International Paper
  • Size: A4
  • Width: 2480 pixels
  • Height: 3508 pixels
  • Resolution: 300 pixels/inch
  • Color Mode: RGB Color; 8 bit
  • Background Contents: Transparent
image005

Step 2: Create the Background

In this step, we will be creating the background of our image, which would be a dark and mystical forest where the assassin will be attacking her target. To start, let’s open “Fantasy Forest Stock” by Moonchilde-Stock. Once it is open, just activate the Move tool by pressing V on your keyboard and once this tool is active, left-click on our open stock image and drag it to our canvas.
Position the “Fantasy forest stock” as shown below:
image006
Next, we would need to resize this image so activate the Transform tool by pressing Ctrl/Cmd + T and resize it as shown on the images below:
image007
image008
image009
When you’re done, the image should now appear like this:
image010
Next, we will have to blur this image to make it look like it is far from our subject. To start, make sure that the background image is selected and then go to Filter > Blur > Lens Blur. Once it opens, input the following:
image011
After hitting OK, the result should be similar to this:
image012
Now, we will be enhancing the light on this forest background. To start, click on the background layer and then create a new layer by pressing Ctrl/Cmd + Shift + N and once the box opens, input “Light 1” on the name box.
image013
Activate the Brush tool (B) but before we start, make sure that the active Brushes are the default brushes. The default Photoshop brushes are shown on the image below, if that’s not what you see, then follow the instructions below:
image014
Right click the canvas while a layer is selected and while the Brush tool (B) is activated and then click on the button highlighted below:
image015
Then click on “Reset Brushes” from the contextual menu.
image016
Now, that that is done input the following settings for our Brush tool (B):
  • Brush size: 1600px
  • Hardness: 0%
  • Opacity: 15%
  • Flow: 100%
  • #: fffdc7
image017
The color of the brush that we need to use is “#: fffdc7” To change the current brush color, follow the steps below:
image018
When the Color Picker box opens, input the following on the # space:
image019
Now, that your brush has the right color for the intended light, we can now paint, but make sure that the “Light 1” layer is selected:
image020
The result:
image021
Next, create another new layer and put “Light 2” on the name box.
Once created, activate the Brush tool (B) and input the following:
  • Brush size: 2500px
  • Hardness: 0%
  • Opacity: 15%
  • Flow: 100%
  • #: ceb68d
image022
Now, let’s paint:
image023
The result of that should be similar to this:
image024
When you’re done, select all the layers that you’ve created and press Ctrl/Cmd + G to group the layers. Once grouped, rename the layer to “Background”.
Note: To rename a group, simply double-click on the words “Group 1” to prompt a text box to appear and then you may be able to rename it. See image below:


image025

Step 3: Create the Assassin

Now, we will be adding the Assassin which will be the subject of our artwork. To start, open “Southron Archer 4” by lindowyn stock. Once open, activate the Magnetic lasso Tool (L) and use it to create a selection area around the assassin. See images below:
image026
image027
Once you’ve created the selection area around the assassin, activate the Move tool (V) and drag the selected assassin to our canvas.
Position it above the Background group by dragging it on top of it.
image028
Name this layer to “assassin”. Naming a layer is simple and similar to naming a group. Just double click on the words: “Layer 1” etc. and then a text box would appear and then you can name it.
Now, if you’ve noticed that we have to clean up the mess left on the assassin stock image. See image below:
image029
To remove that, we would need to activate the Polygonal Lasso Tool (L).
image030
Once activated, create a selection area around that remaining grass image from the “Southron Archer 4” image.
image031
The result of that should be similar to this:
image032
Next, we would have to blur the edges since we need to create a realistic depth of field which was lost during the process of creating a selection area around the assassin and moving it to the canvas.
Activate the Blur tool (R) and input the following settings:
  • Brush size: 35px
  • Hardness: 0%
  • Mode: Normal
  • Strength: 100%
image033
Next, blur the edges of the assassin as shown on the image below:
image034
The result:
image035
Next, we will enhance the color of this image to make it blend with the background.
Click on the “assassin” layer and then go to Image > Adjustments > Color Balance. Once this is open, input the following:
  • Color Levels: +15, 0, -15
  • Tone Balance: Midtones
  • Preserve Luminosity: Check
image036
The result of that color adjustment should be similar to this:
image037
Next, we will enhance the shadows on the assassin. To start, create a new layer (Ctrl/Cmd + Shift + N) and name it “Darken”.
Put this layer above the assassin’s layer and right click on it and once the contextual menu is up, click on “Create Clipping Mask” so the paint would only be seen or “clipped” on the assassin. See images below:
image038
image039
Next, activate the Brush tool (B) and input the following:
  • Brush size: 400px
  • Hardness: 0%
  • Opacity: 25%
  • Flow: 100%
  • #: 000000
  • #: 000000 is the color black.
Once you’re done, let us now paint:
image040
The result of that should be similar to this:
image041
Select all the layers that we’ve created for this step and press Ctrl/Cmd + G. Name this group to: “assassin”.

Step 4: Create the fire arrow

In this step, we will be adding flames to the assassin’s arrow rendering it more deadly and efficient. To start, let’s create a new layer (Ctrl/Cmd + Shift + N) above the “assassin” group and name it “fire 1”.
Next, activate the Brush tool (B) and input the following:
  • Brush size: 600px
  • Hardness: Default
  • Opacity: 100%
  • Flow: 100%
  • #: fff992
image042
Now, let’s paint:
image043
The result of that should be similar to this:
image044
Next, create another layer (Ctrl/Cmd + Shift + N) and then name it “fire 2”.
Now, we will be using the “Fire Brushes” by Skippy3E, so activate the Brush tool (B) and then right click on the canvas to activate the contextual menu. Once activated click on the drop down menu and click on Load Brushes.
image015[1]
image045
Once the Load Brushes option has been clicked, locate the “fire brushes” from the directory you’ve saved it into (as soon as you’ve downloaded it on the computer, its name will be changed to “assorted fire brushes by skippy3e”) and then click OK.
Now when you activate the contextual menu of the Brush tool (B), you’d see a bunch of fire brushes instead of the default circles.
Let’s activate this fire brush, now:
image046
Once activated, input the following settings for the Brush tool (B):
  • Brush size: 1400px
  • Hardness: Default
  • Opacity: 100%
  • Flow: 100%
  • #: ffb32e
image047
Now, let’s paint:
image048
The result of that should be similar to this:
image049
Next, create a new layer (Ctrl/Cmd + Shift + N) and name it “fire 3”.
Activate the Brush tool (B) and use the following fire brush:
image050
Input the following settings now:
  • Brush size: 1500px
  • Hardness: Default
  • Opacity: 100%
  • Flow: 100%
  • #: fffbb4
image051
Now, let’s start painting:
image052
The result of that should be like this:
image053
Next, create a new layer once again (Ctrl/Cmd + Shift + N) and name it “fire 4”.
Activate the Brush tool (B), right click the canvas, hit the drop down menu and click on Reset Brushes because we will need to use the default circular brushes.
image016[1]
Now that the brushes have been reset, input the following:
  • Brush size: 700px
  • Hardness: 0%
  • Opacity: 15%
  • Flow: 100%
  • #: ff8400
image054
And, let’s paint:
image055
The result:
image056
Create a new layer once again and name it “fire 5”. Activate the Brush tool (B). Let’s load the “assorted fire brushes” by skippy3E once again. Use this fire brush:
image057
Input the following settings now for the Brush tool (B):
  • Brush size: 2500px
  • Hardness: Default
  • Opacity: 15%
  • Flow: 100%
  • #: b76206
image058
Now, let’s paint:
image059
The result is this orange glow:
image060
Next, create a new layer and name it “fire 6”.
Activate the Brush tool (B) and reset the brushes and then input the following:
  • Brush size: 1000px
  • Hardness: 0%
  • Opacity: 15%
  • Flow: 100%
  • #: ffa415
image061
Next, let’s paint:
image062
The result:
image063
Next, create another layer and name it “fire 7”. Activate the Brush tool and Load “Star brushes volume 1” by JonasKr. When it’s open, activate this brush:
image064
Now, input the following settings for the brush:
  • Brush size: 1100px
  • Hardness: 0%
  • Opacity: 100%
  • Flow: 100%
  • #: ffd56c
image065
Let us now paint:
image066
The result:
image067
Group all the layers we’ve created here (Ctrl/Cmd + G) and name this group to “Fire”.

Step 5: Enhance the light created by the fire

Now we will be adjusting the light and shadows created by the fire arrow. To start, create a new layer (Ctrl/Cmd + Shift + N) above the “fire” group; name this layer “glow”. Activate the Brush tool (B) and reset the brushes. Next, input the following:
  • Brush size: 700px
  • Hardness: 0%
  • Opacity: 15%
  • Flow: 100%
  • #: ffc262
image068
Now, let’s start making the areas around the fire arrow glow:
image069
The result of that should be similar to this:
image070
Next, create a new layer and name it “Darken 1”. Activate the Brush tool (B) and input the following:
  • Brush size: 600px
  • Hardness: 0%
  • Opacity: 25%
  • Flow: 100%
  • #: 000000
Now, let’s paint:
image071
The result of that would be like this:
image072
Next, create another layer and name it “Darken 2”.
Activate the Brush tool (B) and input the following:
  • Brush size: 600px
  • Hardness: 0%
  • Opacity: 15%
  • Flow: 100%
  • #: 000000
Let’s paint:
image073
The result of that should be like this:
image074

Step 6: Create a Vignette

In this step, we will learn how to create a vignette which will help enhance the focus on our subject. To start, go to the Menu bar and click on File > New and use the same settings we used to create our canvas. (Refer to Step 1).
Take note, the background contents should be: WHITE
Once it has been created, go to Filter > Distort > Lens Correction. Find the tab Vignette and use these settings:
  • Vignette amount: -100
  • Midpoint: +50
image075
Now that that’s done drag the vignette to our canvas using the Move tool (V) and put it on top of all the layers that we’ve created, and then set the following:
  • Blending mode: Multiply
  • Opacity to 40%
To set the blending mode, simply click on the drop-down menu beside the word “Normal” on the top part of the Layer window. The Opacity is located just beside that drop-down menu as well. See image below:
image076
image077
The unblended vignette will look this:
image078
The blended one will look like this:
image079

Step 7: Add a grungy texture

Now, we will add textures to give the image an old and dark feel. To start, let’s open the stock image: “Grunge Texture 4” by darkrose 42 stock. Activate the Move tool (V) and drag that image to our canvas; put it above the Vignette.
Position it as shown below:
image080
Activate the Transform tool (Ctrl/Cmd + T) and resize it as shown below:
image081
Next, change the Blending mode of this texture to the following:
  • Blending Mode: Soft Light
  • Opacity: 40%
image082
The result:
image083
Next, duplicate the texture (Ctrl/Cmd + J) and use the following Blending mode for the duplicate:
  • Blending Mode: Multiply
  • Opacity: 100%
image084
The result:
image085

Step 8: Enhance the Light and Color of the overall image

Now, we will be adding some adjustment filters to enhance the overall appearance of the image. To start, let’s create a Gradient Map adjustment layer by pressing the “Create New Fill/Adjustment layer button”.
image086
Once open, click on the following:
image087
image088
Change the Blending Mode and Opacity to the following:
  • Blending Mode: Soft Light
  • Opacity: 70%
image089
Next, click on the “Create New Fill/Adjustment layer button” once again and then Hue/Saturation.
image090
Once open, input the following:
  • Edit: Master
  • Hue: 0
  • Saturation: +25
  • Lightness: 0
image091
Next, create a Solid Color adjustment layer.
image092
Clicking the Solid Color option will open the Color Picker box. Once open, input the following on the #.
image093
Next, change the Blending Mode and Opacity to the following:
  • Blending mode: Soft Light
  • Opacity: 30%
image094
Next, we will enhance the Exposure of our image. Click on the “Create New Fill/Adjustment layer button” and choose Exposure.
image095
When it opens, input the following:
  • Exposure: 0
  • Offset: 0.001
  • Gamma Correction: 1.00
image096
The resulting image should now be similar to this:
image097